Selasa, 11 Mei 2010

RIWAYAT ALAMIAH TIMBULNYA PENYAKIT

1. Riwayat alamiah timbulnya penyakit dan tahap pencegahannya
Setiap orang yang mendarita penyakit btertentu mempunyai riwayat perjalanan penyakitnya terutama penyakit kronis yang berlangsung bertahun-tahun.
Riwayat perjalanan penyakit alamiah merupakan proses perkembangan suatu penyakit tanpa adanya intervensi yang dilakukan oleh manusia tanpa sengaja dan terencana.
Perjalanan penyakit alamiah sebenarnya merupakan suatu “ eksperimen “ dengan intervensi yang dilakukan oleh alam. “ eksperimen “ yang dilakukan oleh alam nini tidak dianggap sebagai suatu eksperimen karena intervensi tidak dilakukan oleh penenliti secara sengaja dan terencana. Eksperimen alamiah ini dapat berupa patogenik dan patogresif.

PATOGENIK
Pada keadaan patogenik ini, seseorang yang pada mulanya sehat menjadi sakit yang disebabkan intervensi yang dilakukan oleh alam atau oleh orang yang bersangkutan baik secara sengaja maupun tidak sempurna.
1. Intervensi oleh alam
Mis : Bencana alam, banjir, gempa bumi dan letusan gunung
2. Intervensi oleh yang bersangkutan
Mis :
a. Yang dilakukan dengan sengaja seperti kebiasaan merokok dan minum alcohol.
b. Yang tidak sengaja mis : termakan atau terminum oleh makanan dan minuman yang tercemar oleh bakteri pathogen atau zat lain yang dapat menimbulkan penyakit.

PATOGRESIF
Eksperimen alamiah yang bersifat patogresif merupakan perjalanan khusus suatu penyakit. Keadaan awal pada patogresif adalah orang itu sakit dan menunjukkan gejala klinis yang diikuti perkembangannya.

Level dan Clark menggambarkan riwayat perjalanan penyakit sbb :
Prapatogenesis Patogenesis
Infeks Sakit 1. Sembuh
2. Kronis
3. Sembuh dengan cacat
4. Mati

Prepatogenesis menggambarkan periode saat orang mulai terinfeksi tanpa gejala klinis. Pada penyakit infeksi, periode ini disebut masa tunas. Periode ini berbeda pada setiap penyakit tergantung dari sifat bakteri ( Patogenitas, Virulensi, Tropisme, Jumlah bakteri, DLL dan manusia.
Patogenis merupakan periode yang pada awalnya seseorang yang telah sakit dan timbul gejala yang mengikuti. Dari gejala itu dapat diketahui berbagai kemungkinan yang terjadi yaitu penyakit dapat sembuh atau menjadi kronis atau sembuh dengan menimbulkan gejala sisa atau meninggal dunia. Pada bagan yang dikembangkan Level dan Clark tidak dijelaskan kondisi orang belum terinfeksi, tetapi mempunyai resiko untuk terkena suatu penyakit.
Untuk mengatasi kekurangan ini, perjalanan penyakit dikembangkan menjadi tahap peka, tahap pragejala, tahap klinis dan tahap ketidakmampuan.

Tahap peka
Tahap ini meliputi orang-orang yang sehat tetapi mempunyai factor resiko untuk terkena penyakit.
Faktor resiko tersebut dapat berupa :
 Genetika
 Kondisi fisik
 Jenis kelamin
 Umur
 Kebiasaan hidup
 Sosial ekonomi


Tahap pragejala
Pada tahap ini telah terjadi infeksi, tetapi belum menunjukkan gejala dan masih belum terjadi gangguan fungsi organ
Ciri-cirinya sbb :
1. Perubahan akibat infeksi atau pemaparan oleh agent penyebab pentakit masih belum tampak
2. Pada penyakit infeksi terjadi perkembangbiakan mikroorganisme pathogen
3. Pada penyakit non-infeksi merupakan periode terjadinya perubahan anatomi dan histology mis : terjadinya aterosklerotik pada pembuluh darah koroner yang mengakibatkan penyempitan pembuluh darah. Pada tahap ini sulit untuk diagnose secara klinis.
Tahap klinis
Merupakan kondisi ketika telah terjadi perubahan fungsi organ yang terkena dan menimbulkan gejala. Untuk menemukan penderita padda tahap ini relative tidak sulit, terutama pada penyakit-penyakit yang menimbulkan gejala. Kesulitan utama untuk mendiagnosis penyakit. Pada tahap ini adalah karena tidak semua penyakit menimbulkan gejala yang jelas, bahkan setiap penyakit tidak selalu menimbulkan gejala.

Tahap ketidakmampuan
Tahap ini merupakan tahap ketika telah terjadi pembatasasn dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
Mis : gejala sisa sebagai akibat penyakit kardiovaskuler.
Ketidak mampuan ini juga sifatnya bermacam-macam dan berdasarkan lama dan sifatnya dapat dibagi menjadi :
 Gangguan fungsi somatic atau psikisi
 Bersifat sementara atau menetap
 Terjadinya lama atau singkat



PENCEGAHAN PENYAKIT
Dalam epidemiologi, pencegahan dibagi menjadi beberapa tingkatan sesuai dengan perjalanan penyakit, yaitu :
1. Pencegahan Primer
Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat. Secara garis besar, upaya pencegahan ini dapat berupa pencegahan umum dan pencegahan khusus.
Pencegahan umum dimaksudkan untuk mengadakan pencegahan pada masyarakat umum mis : pendidikan kesehatan masyarakat dan kebersihan linkungan. Pencegahan khusus ditujukan pada orang-orang yang mempunyai resiko dengan melakukan imunisasi, mis : imunisasi terhadap:
 Diptheritis
 Pertusis
 Tetanus
 Poliomielitis
 Morbili
 Hepatitis
 Sanitasi lingkungan seperti :
• Penjernihan air minum
• Pencegahan terhadap kecelakaan
• Keselamatan kerja


2. Pencegahan Skunder
Tingkat pencegahan kedua ini merupakan upaya manusia untuk mencegah orang yang telah sakit agar sembuh, menghambat progresifitas penyakit, menghindarkan komplikasi dan mengurangi ketidakmampuan.
Pencegahan skunder ini dapat dilakukan dengan cara mendeteksi penyakit secara dini dan mengadakan pengobatan yang cepat dan tepat. Deteksi penyakit secara dini dapat dilakukan dengan cara :
 Penyaringan
 Pengamatan Epidemiologis
 Survei Epidemiologis
 Memberi pelayanan kesehatan sebaik-baiknya pada sarana pelayanan umum atau praktek dokter swasta.

3. Pencegahan Tersier
Pencegahan ini dimaksudkan untuk mengurangi ketidak mampuan dan mengadakan rehabilitasi
Upaya pencegahan ini dilakukan dengan cara :
 Memaksimalkan fungsi organ yang cacat
 Membuat protesa ektremitas akibat amputasi
 Mendirikan pusat-pusat rehabilitasi medic

2. Karakteristik Host, Agent dan lingkungan dalam timbulnya penyakit
Proses terjadinya penyakit disebabkan adanya interaksi antara agen atau factor penyebab penyakit, manusia sebagai penjamu atau Host dan factor lingkungan yang mendukung.
Ke 3 faktor tersebut dikenal sebagai Trias p[enyebab penyakit.
Faktor “ Agent “
Agent sebagai faktor penyebab penyakit dapat berupa unsure hidup atau mati yang terdapat dalam jumlah yang berlebih atau kekurangan
Agent berupa unsure hidup terdiri dari :
 Virus
 Bakteri
 Jamur
 Parasit
 Protozoa
 Metazoa


Agent berupa unsur mati :
 Fisika : Sinar Radio aktif
 Kimia : Karbonmonoksida, onat-obatan, peptisida, Hg, Cadmium, Arsen
 Fisik : Benturan atau tekanan

Faktor “ Pejamu “
Pejamu ialah keadaan manusia yang sedemikian rupa sehingga menjadi factor resiko untuk terjadinya penyakit. Faktor ini disebut factor intrinsik.
Faktor Pejamu dan Agent dapat di umpamakan sebagai tanah dan benih. Tumbuhnya benih tergantung keadaan tanah yang di anologikan dengan timbulnya penyakit yang tergantung keadaan pejamu. Faktor pejamu yang merupakan factor resiko untuk timbulnya penyakit adalah sbb :
 Genetik
Mis : penyakit herediter seperti hemophilia, sickle cell anamia
 Umur
Mis : Usia lanjut mempunyai resiko untuk terkena karsinoma, penyakit jantung
 Jenis kelamin
Mis : penyakit kelenjar gondok, DM, Penyakit jantung, Hipertensi
 Keadaan fisiologi
Kehamilan dan persalinan memudahkan terjadinya berbagai penyakit seperti keracunan kehamilan, anemia
 Kekebalan
Orang-orang yang tidak mempunyai kekebalan terhadap suatu penyakit akan mudah terserang penyakit tersebut
 Penyakit yang diderita sebelumnya
Mis : Reumatoid arthritis yang mudah kambuh
 Sifat-sifat manusia
Hygiene perorangan yang jelek akan mudah terserang penyakit infeksi mis: Balanitis, Karsinoma Penis.



Faktor “ Lingkungan “
Lingkungan merupakan factor ke 3 sebagai penunjang terjadinya penyakit. Faktor ini disebut factor intrinsic.
Faktor lingkungan dapat berupa :
 Lingkungan fisik
Yang termasuk lingkungan fisik : geografik dan keadaan musim. Mis : Negara yang beriklim tropis mempunyai pola penyakit yang berbeda dengan Negara yang beriklim subtropis.
 Lingkungan Biologis
Ialah semua makhluk hidup yang berada di sekitar manusia yaitu flora dan fauna, termasuk manusia. Mis : wilayah dengan flora yang berbeda akan mempunyai pola penyakit yang berbeda. Faktor lingkungan biologis ini selain bakteri dan virus pathogen, ulah manusia juga mempunyai peran yang penting dalam terjadinya penyakit, bahkan dapt dikatakan penyakit timbul karena ulah manusia.

 Lingkungan Sosial Ekonomi
Yang termasuk ke dalam factor social ekonomi yaitu :
• Pekerjaan
Pekerjaan yang berhubungan dengan zat kimia seperti peptisida atau zat fisika seperti zat radio aktif atau zat yang bersifat karsinogen sepserti abses akan memudahkan terkena penyakit.
• Urbanisasi
Urbanisasi dapat menimbulkan berbagai masalah social sepertikepadatan penduduk dan timbulnya daerah kumuh, perumahan, pendidikan, sampah dan tinja yang akan mencemari air minum dan lingkungan.
• Perkembangan ekonomi
Peningkatan ekonomi rakyat akan mengubah pola konsumsi yang cenderung memakan makanan yang banyak mengandung kolesterol. Keadaan ini memudahkan timbulnya hipertensi dan penyakit jantung akibat kadar kolesterol meningkat. Sebaliknya bila tingkat ekonomi rendah akan timbul masalah perumahan yang tidak sehat, kurang gizi, dll.
• Bencana alam
Terjadinya bencana alam akan mengubah system ekologi yang tidak dapat diramalkan sebelumnya. Mis : gempa bumi, banjir, meletusnta gunung berapi dan perang yang akan menyebabkan kenidupan penduduk yang terkena bencana menjadi tidak teratur.
Selain factor diatas, sifat mikroorganisme sebagai agent penyebab penyakit seperti :
1. Patogenitas
Yaitu kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan penyakit pada pejamu.
2. Virulensi
Yaitu kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan penyakit yang berat atau fatal.
Cth : TBC dan hepatitis A mempunyai tingkat patogenitas rendah dengan tingkat virulensi yang rendah
3. Tropisme
Yaitu pemilihan jaringan atau organ yang diserang. Penyerangan terhadap jaringan seperti organ otak dan jantung lebih mudah menimbulkan penyakit yang berat di banding dengan organ saluran pernafasan atau saluran pencernaan atau kulit.
4. Pejamu yang di serang
Bila suatu mikroorganisme hanya menyerang manusia, dikategorikan bahwa mikroorganisme tersebut mempunyai rentang yang pendek seperti salmonella typhi dan para typhi. Sebaliknya jika mikroorganisme selain menyerang manusia juga menyerang hewan yang mempunyai rentang yang luas.
5. Kecepatan berkembang biak
Mikroorganisme yang mempunyai kemampuan berkembang biak dengan cepat akan cepat menimbulkan penyakit.
6. Kemampuan menembus jaringan, memproduksi toksin dan menimbulkan kekebalan
Kemampuan yang tinggi dari mikroorganisme untuk menembus jaringan akan makin cepat menimbulkan penyakit. Demikian dengan mikroorganisme yang memproduksi toksin akan lebih mudah menimbulkan penyakit,sebaliknya mikroorganisme yang menimbulkan kekebalan dapat menjadi penghalang mikroorganisme untuk menembus Jringan atau organ.


3.Pola penyebaran penyakit di masyarakat
 Berdasarkan sumber infeksi
• Penderita : Gonococcal ophthalmia neonatorum
• Karier : Hepatitis
• Geografi : Antraks
• Vektor : Malaria, DBD
• Zoonosis : Arbovirus

 Berdasarkan penyebarannya
• Udara : Berupa droplets, debu
• Makanan : Seafood
• Luka : Tetanus
• Luka gigit : Rabies
• Konjungtiva : Trakoma
• Placenta : Sifilis

 Berdasarkan cara masuknya
• Secara langsung
 Bersin, batuk, kontak seksual
 Pemaparan jaringan oleh jamur, parasit atau bakteri

• Secara tidak langsung
 Melalui udara
 Makanan
 Benda-benda
 Vektor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar